5 Jan 2014

Artificial Intelligence: Google Voice Search



Tentunya  kalian pernah kan memainkan game di laptop atau komputer dengan lawan komputer itu sendiri? Atau sekedar memasuki pintu Mall yang terbuka dengan sendirinya?

Ternyata itu adalah sebagian dari aplikasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang tengah dikembangkan dan mulai banyak diterapkan untuk keperluan sehari-hari. Kecerdasan buatan sendiri pada dasarnya dimulai pada saat penemuan komputer elektronik pada tahun 1941.

Selanjutnya dikerjakanlah sebuah projek oleh John McCarthy selama dua tahun di Dartmouth. Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikiran yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai ”Bapak Kecerdasan Buatan”.  



Perkembangan kecerdasan buatan sendiri terbilang pesat semenjak kecerdasan buatan diaplikasikan dalam dunia industri. Dimulai dengan ditemukannya ”sistem pakar” (expert system) yang dinamakan R1 yang mampu mengonfigurasi sistem-sistem komputer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital Equipment Corporation (DEC), McDermot tahun 1982.

Nah, untuk sekarang ini, kecerdasan buatan apa sih yang cukup populer?



Salah satunya yakni Perintah suara pada perangkat pintar yang salah satunya adalah Google Voice Search yang ada pada Android Jelly Bean. Hebatnya, ternyata sistem ini bekerja bak otak manusia.

Perintah suara mulai menggaung setelah kemunculan Siri Apple di iPhone 4S pada akhir 2011 lalu. Fitur ini bisa digunakan untuk mencari restoran terdekat, melihat ramalan cuaca, memeriksa jadwal, dan beberapa hal ringan lain hanya dengan memerintahnya. Saat itu Google Voice masih sebatas perintah suara dan belum bisa dibilang pesaing Siri, namun lambat laun fungsinya menjadi luas dan lebih canggih hingga menjadi alternatif Siri yang cukup memikat.



Namun di balik fungsi Google Voice yang mudah digunakan itu ternyata cara kerjanya tergolong rumit. Bahkan bisa disetarakan dengan sistem otak manusia yang dihuni oleh berjuta-juta syaraf.


 

"Ketika Anda berbicara dengan Google Voice, maka spectrogram yang diucapkan akan dipecah dan dikirim ke delapan server Google. Data ini kemudian diolah menggunakan model jaringan syaraf," kata Vincent Vanhoucke, ilmuwan Google yang membuat aplikasi tersebut.

Lebih lanjut Vanhoucke menjelaskan bagaimana cara kerja Google Voice yang seluruh prosesnya dikerjakan di 'awan'. Google juga mengklaim punya banyak sekali pola suara yang bisa dipakai untuk mengenali perintah yang disebutkan, dan pola-pola ini terus dikembangkan agar bisa lebih presisi mengenali perintah pengguna.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar