Tulisan ini saya tulis ketika saya tengah berpikir mengenai
kejadian yang baru saja saya alami. Entah mengapa ketika saya menyendiri,
seperti menghabiskan waktu di perpustakaan sendirian, menonton film di bioskop
sendirian atau bahkan ketika berangkat ke kampus sendirian, pasti ada saja yang
melayangkan pertanyaan: “Sendirian Trid? Kenapa ngga bareng yang lain?”
Saya hanya tersenyum, lalu menjawab singkat, “Iyanih”. Lalu
melemparkan sapaan yang lebih hangat.
Kadang saya berpikir.
Mengapa orang-orang terlalu takut sendiri?
Mengapa kesendirian itu dikategorikan sebagai sesuatu yang
dijauhi?
Suatu ketika, teman saya berkata, “Ih gue mah ngga mau ya,
makan sendiri..jalan sendiri, keliatan freak banget deh.”
Saya diam-diam tertohok dengan kata-katanya. Karena apa?
Karena terkadang saya lebih suka menyendiri.
Apakah hanya karena alasan ‘manusia itu makhluk sosial, jadi
pasti membutuhkan orang lain’? Ya, tak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang pastinya membutuhkan orang lain. Tapi, ‘jika’ kita tidak
membicarakan butuh atau tidak, apakah menyendiri tetap di kategorikan sesuatu
yang ‘aneh’?
Alasan saya terkadang suka menyendiri:
Pertama, saya menyukai
saat dimana saya bisa fokus terhadap sesuatu. Saya bukan tipe orang yang
mudah fokus terhadap sesuatu, apalagi saat saya menghabiskan waktu bersama
orang lain. Malah menurut saya, menghabiskan waktu bersama orang lain lebih
banyak wasting time. Sangat
disesalkan untuk saya katakan ini, saya
jarang menemukan orang yang cocok untuk diajak tukar pikiran.
Kedua, saya merasa
jenuh dengan lingkungan saya. Jujur, saya bukan tipe orang yang mudah
beradaptasi 3-5 menit seperti teman-teman saya. Keahlian saya dalam
berbasa-basi terhadap orang lain bisa dikatakan parah. Saya lebih banyak
berbasa basi. Saya lebih suka menggunakan gesture tubuh saya seperti tersenyum
atau mengangguk. Dan dengan menyendiri, saya dapat membaca atau sekedar
menikmati musik dan menyelam kedalamnya. Ya, saya terlalu jenuh.
Ketiga, saya lelah
untuk berakting. Hidup adalah panggung sandiwara, bukan? Tapi bukan berarti
saya hidup penuh sandiwara loh ya. Namun dengan menyendiri, saya dapat menjadi
diri saya sendiri tanpa perlu mengkhawatirkan pendapat orang lain. Saat
menyendiri terkadang saya dapat diam-diam menangis untuk sesuatu yang tidak
saya ketahui alasannya. Aneh ya? :D
Untuk itulah, menurut saya tidak selamanya sendiri itu
buruk. Terkadang kita butuh sendiri, bahkan hanya untuk berpikir atau merenung.
Dari pada banyak bicara tanpa bobot pembicaraan yang berarto, lebih baik merenung
kan? Setidaknya bermanfaat untuk diri sendiri.
So, jangan takut dikatakan penyendiri. Asalkan tetap menjadi diri sendiri dan tidak anti sosial, semuanya akan baik-baik saja.
Dan salah satu hal yang menurut saya penting adalah kenalilah dirimu sendiri, sebelum mengenali orang lain. Caranya? Banyaklah menikmati waktu sendiri, dan berbincanglah dengan dirimu sendiri.